Adabeberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar pada peserta didik diantaranya; 1. faktor Internal 1) Tidak senang mencatat pelajaran yang telah di tulis oleh guru di papan tulis maupun perintah guru saat mendikte materi pelajaran. Sebagian anak dapat mengalami masalah dalam mempelajari informasi baru. Meski terlihat normal, mereka membutuhkan lebih banyak waktu ketimbang anak-anak lain pada umumnya. Kondisi yang dikenal sebagai slow learner ini berpotensi menimbulkan kesenjangan dan berdampak buruk pada penderitanya. Jika Anda khawatir si kecil mengalaminya, Anda dianjurkan untuk memahami ciri-ciri anak slow learner, kemungkinan penyebab, hingga langkah-langkah untuk beradaptasi dengannya. Apa itu slow learner? Dikutip dari kamus American Psychological Association APA, slow learner adalah anak-anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Istilah slow learner juga sering disematkan secara tidak tepat untukanak-anak dengan disabilitas intelektual ringan dan anak-anak yang perkembangan intelektualnya lambat Walaupun demikian, anak slow learner tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok dari segi fisik, sosial, dan emosionalnya. Mereka pun kerap ditempatkan di kelas yang sama dengan anak-anak lainnya. Dilansir dari School Psychologist Files, slow learner adalah istilah untuk mendeskripsikan seorang anak yang memiliki keterampilan akademik memadai untuk belajar, tetapi pada tingkat dan kedalaman di bawah rata-rata dari anak-anak sebayanya. Kebalikan dari slow learner adalah fast learner. Lantas, apa perbedaan di antara keduanya? Fast learner artinya adalah seseorang yang memiliki keterampilan untuk menjadi pemikir strategis dan pendengar yang baik sehingga bisa diaplikasikan untuk belajar dan menyerap informasi dengan cepat. Mengenal tanda-tanda slow learner Anak yang slow learner bisa kesulitan dalam mempelajari sesuatu. Mereka juga mengalami hambatan dalam menguasai suatu keterampilan sampai mahir. Gangguan ini umumnya mempengaruhi kerja otak dalam melakukan keterampilan verbal dan nonverbal. Berikut adalah ciri-ciri kesulitan belajar yang bisa dialami anak slow learner 1. Keterampilan membaca Beberapa pakar menyebut anak yang lambat dalam menunjukkan kemampuan membaca mengalami disleksia. Dalam kasus ini, anak mungkin kesulitan dalam memahami dan mengingat kata yang dibaca. Bisa juga mereka mengalami kesulitan memilih huruf yang tepat untuk disebutkan atau mengombinasikannya dalam sebuah kata atau kalimat. Jika keterampilan membaca sudah bisa dikuasai, anak-anak slow learner tetap menemukan kesulitan dalam beberapa hal, misalnya Ejaan dari beberapa kosakata baru Membaca dalam kecepatan biasa Memahami apa yang mereka baca Mengingat apa yang mereka baca Mampu membuat kesimpulan dari yang mereka baca. 2. Keterampilan menulis Selain membaca, slow learner juga dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam menulis. Pasalnya, menulis merupakan keterampilan yang lebih kompleks dibanding membaca. Anak butuh menghubungkan sensor motorik mereka dalam melihat, memproses informasi, lalu menuangkannya dalam kata-kata. Ciri-ciri kesulitan belajar ini dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya Kesulitan dalam menuangkan pikiran ke dalam tulisan Menulis dengan lambat Tulisan tangan yang sulit dibaca Teks yang sulit dipahami Tata bahasa, tanda baca, dan ejaan yang membingungkan. 3. Keterampilan berhitung Anak yang slow learner kesulitan menghitung penjumlahan dan pengurangan Salah satu keterampilan dasar yang mungkin sulit dikuasai anak slow learner adalah berhitung. Kesulitan tersebut dapat menyebabkan mereka mengalami Kesulitan memahami angka dan urutannya Kesulitan menghitung dalam sistem penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian Kesulitan menggunakan simbol dalam matematika Kesulitan memecahkan masalah yang butuh hitung-hitungan di dalamnya Kesulitan menghafal kalkulasi dasar. 4. Keterampilan nonverbal Ciri-ciri anak slow learner juga bisa dilihat dari keterampilan nonverbalnya. Anak dengan gangguan belajar ini juga mengalami masalah dalam mengartikan informasi nonverbal lainnya. Mereka bisa saja kesulitan menghafal sesuatu, mengetahui letak benda, berinteraksi dengan lingkungan, dan keterampilan lain yang dibutuhkan dalam kehidupan sosial. Anak-anak dengan kesulitan belajar ini biasanya dapat mengalami kesulitan dalam sejumah hal, seperti Mengoordinasikan anggota tubuh dengan baik Menangkap isyarat nonverbal, seperti ekspresi wajah atau bahasa isyarat lainnya Menggunakan pilihan kata yang tepat Melakukan keterampilan motorik halus Memberikan perhatian pada sesuatu Memahami bacaan atau omongan yang disebutkan oleh orang lain Penyebab anak mengalami slow learner Slow learner tidak terjadi dengan sendirinya pada anak. Berikut adalah sejumlah faktor yang dapat menjadi penyebab slow learner pada anak. 1. Faktor keturunan Keturunan termasuk salah satu kemungkinan penyebab anak lambat belajar. Jika Anda termasuk salah satunya, cobalah untuk mengantisipasi kemungkinan masalah ini terjadi pada buah hati Anda. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan penanganan yang tepat. 2. Gangguan saat hamil dan melahirkan Kemungkinan penyebab slow learner lainnya adalah paparan alkohol atau obat-obatan yang bisa mengganggu perkembangan janin saat hamil. Bukan hanya itu, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah juga bisa menyebabkan masalah yang sama. Faktor pertumbuhan rahim yang buruk juga sering dikaitkan dengan slow learner. 3. Trauma psikis Anak bisa mendadak menjadi slow learner akibat perlakukan buruk Slow learner juga bisa disebabkan karena faktor eksternal. Salah satunya adalah perlakuan buruk dari orang-orang di sekitar anak. Perlakuan buruk, apalagi jika berkelanjutan, dapat memicu trauma psikis pada anak. Faktor ini dinilai mampu mempengaruhi perkembangan otak anak. 4. Trauma fisik Kecelakaan yang menyebabkan cedera kepala atau sistem saraf juga termasuk kemungkinan penyebab gangguan belajar anak, termasuk slow learner. 5. Paparan zat beracun Makanan dan benda-benda yang terkontaminasi zat beracun juga dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar ini. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dalam menggunakan dan mengonsumsi berbagai produk, terutama yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Tips menghadapi anak slow learner Tugas Anda sebagai orangtua adalah memberikan perhatian lebih kepada anak. Kasih sayang dan cinta dari Anda lebih dibutuhkan dibandingkan dengan pola belajar keras untuk membuatnya bisa seperti anak-anak lain. Orang yang seharusnya bekerja keras dalam menghadapi masalah ini adalah Anda. Kesabaran dan perilaku yang baik bisa membantu anak slow learner menganggap bahwa semua ini ada jalan keluarnya. Mereka akan merasa bahwa ada harapan besar yang diberikan orangtuanya. Lakukan beberapa hal di bawah ini supaya Anda bisa beradaptasi dengan anak yang memiliki gangguan belajar seperti slow learner. 1. Meyakinkan diri sendiri Yakinlah bawah kondisi ini bisa diatasi oleh Anda dan anak. Mungkin ada beberapa rintangan yang akan dihadapi di kehidupan sosial dan sekolah anak. Maka dari itu, Anda perlu menemukan sekolah terbaik untuk si kecil. Di sisi lain, Anda juga perlu mengapresiasi setiap pencapaian kecil dalam perkembangan anak. 2. Cari tahu banyak hal Mencari banyak referensi tentunya perlu Anda lakukan. Lakukan banyak riset dengan membaca berbagai buku dan artikel tentang slow learner. Selain itu, konsultasi dengan dokter dan ahli juga dapat membantu Anda memahami masalah ini. 3. Cari jalan terbaik untuk anak Anda mungkin harus mengulang beberapa hal sampai anak mengerti. Di sinilah, Anda harus kembali belajar untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan mereka. Hal ini kemungkinan dapat menyebabkan Anda frustrasi untuk menemukan cara terbaik mengajari anak. Jika cara yang tepat sudah ditemukan, Anda akan menjadi orang yang paling bahagia. 4. Menularkan energi positif Orangtua akan selalu jadi panutan anak. Untuk itu, Anda harus selalu menularkan energi positif kepada si kecil. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar sayang kepada anak. Terapkan juga semua yang Anda pelajari sebaik mungkin kepada mereka. 5. Perhatikan diri Anda juga Meskipun sebagian besar waktu Anda akan dihabiskan dalam membimbing anak slow learner, Anda tidak boleh lupa untuk memperhatikan diri sendiri. Sisihkan waktu untuk beristirahat supaya stres yang Anda rasakan bisa mereda. Sebaiknya, Anda jangan menumpuk perasaan tersebut karena dapat menular kepada anak. 6. Belajar dengan cara yang kreatif Metode pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses menuntut ilmu dari anak slow learner. Supaya mereka dapat belajar dengan maksimal, cobalah gunakan metode belajar yang lebih kreatif dan menyenangkan, misalnya menggunakan permainan atau belajar di alam bebas. 7. Melibatkan teman-teman sebayanya Terkadang, anak-anak slow learner dapat dipandang sebelah mata oleh teman-teman di kelasnya. Dalam kasus yang lebih parah, bisa saja beberapa temannya melakukan bullying atau perundungan. Jika ini kasusnya, orangtua disarankan untuk bekerjasama dengan guru untuk mensosialisasikan kondisi slow learner kepada teman-teman anak. Mintalah mereka untuk berempati agar anak slow learner bisa merasa didukung dan akhirnya belajar secara maksimal di sekolah. Baca JugaMemahami Pengertian Cita-cita Anak Beserta Manfaat hingga Contohnya15 Ciri-Ciri Anak Indigo yang Dapat Diidentifikasi Orangtua7 Cara Mengatasi Kekerasan di Sekolah yang Perlu Diketahui Orangtua Catatan dari SehatQ Slow learner bisa terjadi pada anak karena keturunan, gangguan sewaktu dalam kandungan, hinga perlakuan buruk. Untuk mengatasi masalah ini, Anda harus bekerja keras dalam membimbing anak. Anda dituntut untuk lebih banyak belajar dalam menghadapi anak yang mengalami gangguan slow learner. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar slow learner dan gangguan belakar, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play. 1Faktor internal Faktor internal adalah penyebab kesulitan belajar yang berasal dari individu siswa sendiri. Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan belajar antara lain: gangguan pada kesehatan, kelainan pada pendengaran dan penglihatan, rendahnya konsentrasi belajar, dan lain sebagainya. 2.Faktor eksternal Faktor penyebab kesulitan belajar bahasa Inggris dan solusi cara mengatasinya Di zaman yang semakin kompetitif dengan persaingan ini menuntut kita harus serba bisa, termasuk mampu berbahasa asing, utamanya bahasa Inggris. Berlakunya MEA Masyarakat Ekonomi Asean hanyalah salah satu bukti bahwa saat ini kita tidak hanya bersaing dengan masyarakat bangsa sendiri untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, kita bersaaing dengan Negara luar. Sistem mencari pekerjaan sekarang sudah terbuka lebar, tak lagi dibatasi sekat antar Negara, tidak mesti orang Indonesia hanya bisa mencari pekerjaan di negaranya, tapi bisa juga ia mendapatkan pekerjaan di luar Negeri dengan kemampuan dan skill yang dimilikinya, salah satunya fasih berbahasa Inggris. Masyarakat Indonesia pada umumnya kesulitan dalam mempelajari bahasa Inggris, faktor utamanya adalah karena bahasa ini bukanlah bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Nah, berikut penulis telah merangkum beberapa kesulitan dalam mempelajari bahasa Inggris 1. Pronuncation Ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang yang apabila diucapkan maka penyebutannya samara tau bahkan tidak jelas sama sekali, misalnya pada kata “the” huruf “t” dan “h” terdengar samar, yang kita dengarkan hanyalah “de’” Pada kata “love”, keseringan kita mengucapkannya dengan “laf”, padahal dalam bahasa Inggris ketika beda pengucapan maka maknanya akan berbeda pula. Yah,,, namanya juga lidah orang Indonesia, harus terlipat-lipat dalam mengucapkan tiap kata yang ada. hehe Sulit yah ? hehe tapi bukan berarti kalian tidak bisa. 2. Terlalu banyak kosa kata Waktu SMA saya biasa jengkel ketika belajar yang namanya grammar, kepala bisa pusing untuk menghapal tensis-tensis itu, belum lagi perubahan kata yang harus disesuaikan dengan isi kalimat misalnya “good”, “better”, “best” dan masih banyak lagi yang sejenis dengan itu. Adapula kata yang memiliki makna lebih dari satu, misalnya “get” bisa diartikan mendapat, bisa juga diartikan menyuruh, tergantung konteks kalimatnya. Kalau dalam bahasa Indonesia ini seperti materi homonim, homofon dan homograf. tambah pusing kan ? hehe jangan dulu ! masih ada kesulitan berikutnya. 3. Lingkungan yang tidak mendukung Sahabat pembaca blogger tahulah seperti apa lingkungan yang dimaksudkan, Lingkungan di sini diartikan sebagai tempat kita sehari-hari beraktifitas, sangat jarang bahkan hampir tidak ada orang disekitar kita yang bisa diajak sama-sama untuk berbagi terkait perbendaharaan dan kemampuan yang kita miliki. Boro-boro mendapat teman berbagi, sudah untung kalau tidak dipandang sinis sama tetangga, “sok-sok pakai bahasa Inggris, pakai saja bahasa daerah sendiri biar lebih nyaman”, seperti itu kata mereka. Sedih yah  Tapi tenang, tidak usah sedih ! saya akan memberikan tips agar kalian mudah belajar bahasa Inggris. Lanjutkan membaca 6 Tips cara belajar bahasa inggris bagi pemula Nantikan artikelnya sebentar malam yah Caramengatasi kesulitan belajar. 5 pengertian kesulitan belajar, ciri, faktor, dan cara mengatasinya lengkap.Ketiga fokus utama di atas bisa dijadikan sebagai landasan, lalu gabungkan dengan cara mengatasi kesulitan belajar yang dapat guru praktikan di bawah ini: Cara mengatasi kesulitan dalam belajar bahasa inggris dengan orang lain. Kesulitan belajar adalah suatu bentuk gangguan dalam satu atau lebih dari faktor fisik dan psikis yang mendasar yang meliputi pemahaman atau penggunaan bahasa, lisan atau tulisan yang dengan sendirinya muncul sebagai kemampuan tidak sempurna untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, atau membuat perhitungan matematikal, termasuk juga keadaan ekonomi, budaya, atau lingkungan yang tidak menguntungkan Betty dalam Nurjan, 2016, hlm. 162. Seorang anak yang nilainya jelek belum tentu mengalami kesulitan belajar. Dalam suatu situasi pendidikan yang terbatas atau buruk, misalnya, anak itu berarti mempunyai “lingkungan yang tidak menguntungkan”. Hal yang sama bisa dikatakan tentang seorang anak yang hidup dalam kondisi di bawah standar seperti kurang gizi dan tidak mendapat dukungan pendidikan. Kesulitan belajar atau learning disabilities adalah salah satu istilah yang mewadahi berbagai jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang berkaitan dengan masalah akademis, kesulitan bidang akademik di sekolah yang sangat spesifik yaitu kesulitan dalam satu jenis atau bidang akademik seperti Kesulitan berhitung diskalkulia, kesulitan membaca disleksia, kesulitan menulis disgraphia, kesulitan berbahasa dysphasia, kesulitan tidak terampil dispraksia, dsb Ginitasasi dalam Asrori, 2020, hlm. 94. Dengan kata lain, kesulitan belajar dapat pula diartikan sebagai salah satu bentuk dari anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Sementara itu The National Join Committee for Learning Disabilities NJCLD, mengartikan kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi tertentu Asrori, 2020, hlm. 94. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Menurut Mulyadi dalam Asrori, 2020, hlm. 94, kesulitan belajar mempunyai jenis dan macam amat banyak dan luas yang di antaranya adalah sebagai berikut. Learning disorder, adalah keadaan di mana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning disabilities ketidakmampuan belajar, adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu kepada gejala di mana seseorang tidak mampu belajar menghindari belajar sehingga hasil belajarnya di bawah potensi intelektualnya. Learning disfunction ketidakfungsian belajar, adalah menunjukkan gejala di mana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indera atau gangguan psikologis lainnya. Under achiever, adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Slow learner, adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar adalah keputusan penentuan mengenai hasil dari pengolahan data Nurjan, 2016, hlm. 199. Tentu saja keputusan yang diambil itu setelah dilakukan analisis terhadap data yang diolah. Selain itu, diagnosis kesulitan belajar juga dapat berupa hal-hal sebagai berikut. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak didik yaitu berat dan ringannya tingkat kesulitan yang dirasakan anak didik. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik. Keputusan mengenai faktor utama yang menjadi sumber penyebab kesulitan belajar anak didik. Oleh karena diagnosis merupakan penentuan jenis penyakit dengan meneliti memeriksa gejala-gejalanya atau proses pemeriksaan terhadap hal yang dipandang tidak beres, maka agar akurasi keputusan yang diambil tidak keliru tentu saja diperlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan itu sebaiknya minta bantuan tenaga ahli dalam bidang keahlian mereka masing-masing yang meliputi Dokter, untuk mengetahui kesehatan anak. Psikolog, untuk mengetahui tingkat IQ anak. Psikiater, untuk mengetahui kejiwaan anak. Sosiolog, untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami oleh anak. Guru kelas, untuk mengetahui perkembangan belajar anak selama di sekolah. Orang tua anak, untuk mengetahui kebiasaan anak di rumah. Namun demikian dalam praktiknya, tidak semua ahli di atas selalu harus digunakan secara bersama-sama dalam setiap proses diagnosis. Bantuan diperlukan tergantung pada kebutuhan dan tentu saja kemampuan yang tersedia di sekolah. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar. Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener & Senf 1982 dalam Nurjan, 2016, hlm. 200 sebagai berikut. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa/siswi ketika mengikuti pelajaran. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa/siswi khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. Mewawancarai orang tua atau wali siswa/siswi untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa/siswi. Memberikan tes kemampuan intelegensi IQ khususnya kepada siswa/siswi yang diduga mengalami kesulitan belajar. Secara umum, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan mudah oleh guru kecuali langkah ke-5 tes IQ. Untuk keperluan tes IQ, guru dan orang tua siswa dapat berhubungan dengan klinik psikologi. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Psikologi behavioral memberikan sumbangan teori-teori penting untuk mengajar anak berkesulitan belajar. Pusat perhatian teori-teori ini terutama pada tugas-tugas yang diajarkan dan analisis perilaku yang dibutuhkan untuk mempelajari tugas-tugas tersebut. Pembelajaran yang bertolak dari teori ini kadang-kadang disebut pembelajaran langsung direct instruction, tetapi ada pula yang menyebut belajar tuntas mastery learning, pengajaran terarah directed teaching, analisis tugas task analysis, atau pengajaran keterampilan berurutan sequential skills teaching. Suatu rekomendasi yang didasarkan atas teori behavioral adalah bahwa guru hendaknya lebih memusatkan perhatian pada keterampilan-keterampilan akademik yang diperlukan oleh anak dari pada memusatkan pada kekurangan yang menghambat anak untuk belajar Nurjan, 2016, hlm. 174. Apabila siswa/siswi yang mengalami kesulitan belajar itu ber-IQ jauh di bawah normal tuna grahita, orang tua hendaknya mengirimkan siswa tersebut ke lembaga pendidikan khusus anak-anak tuna grahita sekolah luar biasa, karena lembaga/sekolah biasa tidak menyediakan tenaga pendidik dan kemudahan belajar khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Telah banyak ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-masing. Salah satu di antaranya adalah menurut Syah dalam Asrori, 2020, hlm. 95, yang berpendapat bahwa faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik peserta didik seperti Bersifat kognitif ranah cipta, yaitu antara lain rendahnya kapasitas intelektual atau intelegensi peserta didik. Bersifat afektif ranah rasa, yaitu meliputi labilnya emosi, minat dan sikap peserta didik. Bersifat psikomotorik, yaitu terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran mata dan telinga. Sementara itu faktor eksternal yang dapat menyebabkan kesulitan belajar siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta alat belajar yang berkualitas rendah. Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga. Lingkungan masyarakat, contohnya wilayah kumuh dan teman sepermainan Syah dalam Asrori, 2020, hlm. 95. Indikator Kesulitan Belajar Indikator Kesulitan Belajar Siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa yang tidak dapat belajar secara wajar karena adanya suatu gangguan dan hambatan yang dialami sehingga tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Arifin, 2016, hlm. 306 mengemukakan beberapa indikator untuk menentukan kesulitan belajar siswa yang di antaranya adalah sebagai berikut. Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Peserta didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sementara itu Sugihartono, 2012, hlm. 154 mengemukakan ciri-ciri gejala, atau indikator siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah sebagai berikut. Prestasi belajar rendah artinya skor yang diperoleh di bawah skor rata-rata kelompoknya. Usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar tidak sebanding dengan hasil yang dicapai. Lamban dalam mengerjakan tugas dan lambat dalam menyelesaikan atau menyerahkan tugas. Sikap acuh dalam mengikuti pelajaran dan sikap kurang wajar lainya. Menunjukkan perilaku menyimpang dari perilaku temanya yang seusia, misalnya suka membolos, enggan mengerjakan tugas, tidak dapat kerja sama dengan temanya, terisolir, tidak dapat konsentrasi,tidak punya semangat dan sebagainya. Emosional, misalnya mudah tersinggung, mudah marah, pemurung merasa rendah diri, dan sebagainya. Referensi Arifin, Z. 2016. Evaluasi pembelajaran. Bandung Remaja Rosdakarya. Asrori. 2020. Psikologi pendidikan pendekatan multidisipliner. Banyumas Pena Persada. Nurjan, Syarifan. 2016. Psikologi Belajar. Ponorogo Wade Group. Sugihartono. 2012. Psikologi pendidikan. Yogyakarta UNY Press.

Setelahmengetahui penyebab atau faktor kesulitan belajar anak, guru dan orangtua juga harus mengetahui cara mengatasinya. Berikut 5 cara yang bisa dilakukan, yaitu: Itulah beberapa hal mengenai kesulitan belajar anak, mulai dari penyebab dan cara mengatasinya. Untuk belajar yang lebih seru dan menyenangkan, anak bisa belajar di kejarcita

Kesulitan belajar atau learning disability adalah kondisi yang dialami oleh siswa yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu dalam menerima dan menyerap pelajaran yang disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi bisa juga merujuk pada masalah psikologis sehingga siswa mengalami kesulitan dalam aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar atau belajar siswa bermacam-macam baik dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran, atau keduanya. Setiap siswa pada prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Namun kenyataannya, siswa memiliki perbedaan, baik dalam hal kemampuan intelektual, maupun fisik, latar belakang keluarganya, kebiasaan maupun pendekatan belajar yang digunakan. Perbedaan itulah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar setiap siswa sehingga menimbulkan kesulitan dalam yang mengalami kesulitan belajar biasanya mengalami beberapa hambatan yang ditunjukkan dengan gejala-gejala seperti prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok. Hasil yang dicapai oleh siswa tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, padahal siswa telah usaha berusaha dengan keras tetapi nilainya selalu rendah. Selain itu siswa juga lambat dalam mengerjakan tugas-tugas, dimana siswa selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang Kesulitan Belajar Berikut definisi dan pengertian kesulitan belajar dari beberapa sumber bukuMenurut Subini 2011, kesulitan belajar adalah kesukaran yang dialami peserta didik dalam menerima dan menyerap pelajaran. Beragam bentuk kesulitan belajar yaitu belajar dalam aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menalar dan Rohmah 2015, kesulitan belajar adalah peserta didik yang tidak dapat belajar dengan wajar dan berbeda dengan teman-teman lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya ancaman, hambatan atau gangguan yang dialami selama kegiatan pembelajaran Hellen 2002, kesulitan belajar adalah kemampuan seorang siswa untuk menguasai suatu materi pelajaran secara maksimal tetapi dalam kenyataannya siswa tidak dapat menguasainya dalam waktu yang telah ditentukan, dikarenakan beberapa faktor yang Tohirin 2008, kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, baik dalam menerima maupun menyerap pelajaran. Kesulitan belajar ditandai dengan menurunnya kinerja anak secara akademik atau prestasi belajar siswa. Kesulitan ini juga dibuktikan dengan menurunnya kelainan perilaku Mishbehaviour. Menurut Mahmud 1990, kesulitan belajar adalah suatu kondisi dan suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan belajar ini bukan hanya masalah instruksional atau pedagogis saja, tetapi merujuk pada masalah Kesulitan Belajar Istilah kesulitan belajar dalam dunia pendidikan juga memiliki beberapa macam penyebutan seperti learning disorder, learning disabilities, learning disfunction, under achiever, atau slow learner. Masing-masing istilah tersebut memiliki definisi tersendiri, yaitu Mulyadi, 2010Learning Disorder ketergangguan belajar, adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai akan lebih rendah dari potensi yang dimiliki. Learning Disabilities ketidakmampuan belajar, adalah ketidakmampuan seseorang yang mengacu kepada gejala dimana seseorang tidak mampu belajar menghindari belajar sehingga hasil belajarnya di bawah potensi disfunction ketidakfungsian belajar, adalah menunjukkan gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun pada dasarnya tidak ada tanda-tanda subnormalitas mental, gangguan alat indra atau gangguan psikologis lainnya. Under Achiever pencapaian rendah, adalah mengacu pada seseorang yang memiliki tingkat potensi intelektual di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong Learner lambat belajar, adalah seseorang yang lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu dibandingkan seseorang yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang dan Indikator Kesulitan Belajar Menurut Mulyadi 2010, kesulitan belajar pada dasarnya dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek psikomotorik, kognitif, maupun afektif. Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar, adalah sebagai berikut Menunjukkan prestasi belajar yang di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dalam melakukan tugas-tugas belajar. Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti; acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan gejala emosional yang kurang wajar. Contohnya; mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu menurut Arifin 2012, beberapa indikator yang menunjukkan anak mengalami kesulitan belajar antara lain yaitu Peserta didik tidak dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Peserta didik memperoleh peringkat hasil belajar yang rendah dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam satu kelompok. Peserta didik tidak dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang didik tidak dapat menunjukkan kepribadian yang baik, seperti kurang sopan, membandel, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan Kesulitan Belajar Menurut Mulyono 2012, kesulitan belajar secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan development learning disabilities. Kesulitan ini mencangkup gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi, bahasa dan belajar akademik academic learning, yang mencangkup kesulitan membaca, menulis dan berhitung atau menurut Tanjungsari dan Soedjoko 2012, beberapa bentuk kesulitan belajar yang biasanya ditemui di dalam kelas antara lain yaitu sebagai berikuta. Kesulitan dalam memahami soal cerita Kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan berarti kesulitan memahami soal cerita. Kesulitan dalam kemampuan menerjemahkan ditunjukkan dengan kesalahan dalam menafsirkan bahasa soal. Untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik, siswa harus dapat menemukan apa yang diketahui, apa yang dicari, dan prinsip atau konsep apa yang akan digunakan serta mencari alternatif lain untuk menyelesaikannya. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada umumnya disebabkan karena siswa tidak mengetahui apa yang diketahui, dan apa yang ditanyakan, tidak dapat mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika atau Kesulitan dalam menggunakan konsep Konsep menunjuk pada pemahaman dasar. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekumpulan objek. Siswa dapat mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda tertentu. Berdasarkan hal tersebut, untuk mengkongkretkan konsep baru siswa dapat diberi kegiatan yang memungkinkan mereka mengoptimalkan fungsi panca indra mereka seperti melihat, meraba, mendengar, dan Kesulitan dalam menggunakan prinsip Kesulitan dalam memahami dan menerapkan prinsip sering terjadi karena tidak memahami konsep dasar yang melandasi prinsip tersebut. Siswa yang tidak memiliki konsep yang digunakan untuk mengembangkan prinsip sebagai suatu butir pengetahuan dasar akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan prinsip. Kekurang-pahaman tentang konsep-konsep dasar adalah penyebab utama kesulitan dalam mempelajari prinsip-prinsip dengan metode penemuan Penyebab Kesulitan Belajar Menurut Dimyati dan Mujdiono 2006, terdapat beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar, antara lain yaitu sebagai berikuta. Faktor Internal Siswa Sikap terhadap belajar. Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Oleh karena itu motivasi belajar dapat menjadi lemah, agar motivasi belajar tidak menjadi lemah pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang belajar. Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat konsentrasi belajar siswa, maka guru harus menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar dan memperhitungkan waktu agar siswa tidak bosan maka dalam proses pembelajaran disertakan waktu untuk istirahat. Mengelola bahan belajar. Mengelola bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara perolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Kemampuan menerima isi dan cara memperoleh, siswa tersebut dapat dikembangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran agar kemampuan siswa dalam mengelola bahan tersebut menjadi makin baik. Dan dari segi guru menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan proses pembelajaran dan laboratorium. Menyimpan perolehan hasil belajar. Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama. Maksudnya kemampuan penyimpanan dalam waktu pendek berarti hasil belajar cepat dilupakan dan kemampuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa dalam jangka panjang. Menggali hasil belajar yang tersimpan. Merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara memperbaiki kembali, atau mengaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan menggali atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Proses menggali pesan lama tersebut dapat berwujud transfer atau unjuk prestasi belajar. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar. Merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia telah membuktikan keberhasilan belajar. Kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses penerimaan, penyimpanan, pengolahan untuk membangkitkan pesan dan pengalaman selama sehari-hari disekolah. Rasa percaya diri siswa. Rasa percaya diri siswa timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian perwujudan diri yang diakui oleh guru dan rekan sejawat dan keberhasilan belajar. Perolehan hasil belajar siswa yang rendah, yang disebabkan oleh intelegensi yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang bermutu rendah. Kebiasaan belajar. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar siswa yang kurang baik yaitu, belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bergaya belas kasihan tanpa belajar. Cita-cita siswa. Cita-cita merupakan motivasi intrinsik yang perlu didikan. Cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan berprestasi, dimulai dari hal yang sederhana ke yang Faktor eksternal siswa Guru sebagai pembina siswa belajar. Guru adalah pengajar yang mendidik. Tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Prasarana dan sarana pembelajaran. Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pengajaran yang penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Lingkungan sosial siswa di sekolah. Siswa siswi di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut ditemukan adanya kedudukan dan peran tertentu. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama. Jika seorang siswa diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Kurikulum sekolah. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, dan PustakaSubini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Jogjakarta Noer. 2015. Psikologi Belajar. Yogyakarta 2002. Bimbingan Konseling. Jakarta Ciputat 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta M. Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta Abdurrahman. 2012. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta Rineka Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung Remaja dan Soedjoko. 2012. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP pada Materi Persamaan Garis Lurus. Semarang Universitas Negeri 2010. Diagnosa Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta Nuha dan Mujdiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta.

PengertianKesulitan Belajar. Menurut Mulyadi (2010:6) bahwa kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasinya. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai
Kesulitan belajar siswa dan cara mengatasinya - Kesulitan belajar merupakan hal yang lumrah dialami oleh peserta didik. Sering ditemukan adanya siswa mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran di sekolah. Belajar di ruang kelas Menghadapi hambatan dalam mencerna dan menyerap informasi belajar yang diberikan guru. Kondisi ini akan berdampak kurang bagus terhadap kemajuan belajar anak. Oleh sebab itu perlu diupayakan pemecahan masalahnya. Baik oleh guru di sekolah maupun orang tua di rumah. Ini sebagai salah satu wujud kepedulian dan kerja sama dalam dunia pendidikan anak. Gejala kesulitan belajar Gejala anak yang mengalami masalah belajar dapat diketahui melalui indikasi sulit mengalami ketuntasan belajar pada materi tertentu atau semua materi pada suatu mata pelajaran. Penyebab kesulitan belajar Banyak sekali penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Namun dapat dikelompokkan menjadi dua faktor penyebab, yaitu faktor internal dan eksternal. internal Faktor internal adalah penyebab kesulitan belajar yang berasal dari individu siswa hal yang menyebabkan kesulitan belajar antara lain gangguan pada kesehatan, kelainan pada pendengaran dan penglihatan, rendahnya konsentrasi belajar, dan lain sebagainya. eksternal Faktor eksternal yaitu penyebab kesulitan belajar yang berasal dari luar diri siswa seperti kondisi belajar yang tidak kondusif, beratnya beban belajar, dan lain sebagainya. Cara mengatasi kesulitan belajar Berdasarkan gejala yang teramati dan faktor penyebab kesulitan belajar, maka upaya dilakukan guru antara lain duduk siswa Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisi tempat duduk bagian akan dapat melihat tulisan di papan tulis lebih jelas. Begitu pula dalam mendengar semua informasi belajar yang diucapkan oleh guru. kesehatan Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya bahan pelajaran dan dibimbing oleh orangtua dan keluarga lainnya. remedial Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibat gangguan internal, perlu ditolong dengan melaksanakan program remedial. Teknik program remedial dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah mengulang kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai, memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa, dan lain sebagainya. media dan alat peraga Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami kesulitan menerima materi pelajaran. Boleh jadi kesulitan belajar itu timbul karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit dipahami siswa. belajar menyenangkan Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah menciptakan suasana belajar kondusif. Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan dalam menerima materi pelajaran. orang tua di rumah Anak yang mengalami kesulitan belajar perlu mendapat perhatian orang tua dan anggota orangtua sangat penting untuk memberikan motivasi ekstrinsik dan intrinsik agar anak mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Selain itu juga orangtua perlu memperhatikan kesehatan tubuh anak dengan memberikan makanan dan minuman yang bergizi disertai dengan suplemen pembangun tubuh yang cukup.***
Temukan6 Penyebab dan Solusinya. Dukung selalu kegiatan belajar dan bersekolah anak ketika berada di rumah yuk Ma! Beberapa bulan terakhir ini, anak-anak tidak lagi bersekolah secara konvensional, melainkan belajar secara online dari rumah. Kebijakan ini dilakukan sebagai solusi agar anak dapat tetap bersekolah tanpa khawatir bahaya Covid-19.

Lazy and helpless, indifferent and standing against teachers is part of the learning problems of students. The problem tendency not all students can complete in itself. Teachers contribute to help solve the problems faced by students, the teacher's role is needed by learners, the diagnosis aims to determine where lies the learning difficulties faced by the students as well as to find solutions. If the students' learning difficulties is allowed, then the learning objectives will not be achieved well. To overcome these difficulties, the students need help, both in digesting the teaching materials as well as in overcoming other barriers. Students' learning difficulties should be identified and can be addressed as early as possible, so that the instructional goals can be achieved with good. It is necessary to diagnosis of the implementation of this diagnosis helps students to acquire maximum learning results. To conduct the diagnosis of learning difficulties must be taken several phases of activities such as 1 Identify students who are expected to have learning difficulties; 2 localizes learning difficulties; 3 Determine the factors that cause learning difficulties; 4 Estimate of alternative aid; 5 Establish the possibility of how to overcome them; and 6 Follow-up. The diagnosis of learning difficulties do with the testing techniques and nontes. The technique can be used by teachers to diagnose learning difficulties, among others the test requirements prerequisite knowledge, skill prerequisites, diagnostic tests, interviews and observations. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 30  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH Ismail Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia E-Mail fileismail Abstact Lazy and helpless, indifferent and standing against teachers is part of the learning problems of students. The problem tendency not all students can complete in itself. Teachers contribute to help solve the problems faced by students, the teacher's role is needed by learners, the diagnosis aims to determine where lies the learning difficulties faced by the students as well as to find solutions. If the students' learning difficulties is allowed, then the learning objectives will not be achieved well. To overcome these difficulties, the students need help, both in digesting the teaching materials as well as in overcoming other barriers. Students' learning difficulties should be identified and can be addressed as early as possible, so that the instructional goals can be achieved with good. It is necessary to diagnosis of the implementation of this diagnosis helps students to acquire maximum learning results. To conduct the diagnosis of learning difficulties must be taken several phases of activities such as 1 Identify students who are expected to have learning difficulties; 2 localizes learning difficulties; 3 Determine the factors that cause learning difficulties; 4 Estimate of alternative aid; 5 Establish the possibility of how to overcome them; and 6 Follow-up. The diagnosis of learning difficulties do with the testing techniques and nontes. The technique can be used by teachers to diagnose learning difficulties, among others the test requirements prerequisite knowledge, skill prerequisites, diagnostic tests, interviews and observations. Keywords The diagnosis of learning difficulties, active learning Abstrak Malas, mudah putus asa, acuh tak acuh dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ISSN 2460-4917 E-ISSN 2460-5794 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  31  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Kata Kunci Diagnosis kesulitan belajar, pembelajaran aktif PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan rangka pengembangan potensi diri, setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit siswa mengalami banyak kesulitan. Kita sering menemukan beberapa masalah pada siswa, seperti malas, mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah sendiri. Sebagian yang lain tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak tidak mempunyai masalah, padahal ada masalah yang dihadapinya. Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang di hadapi oleh siswa serta untuk mencari pemecahannya. Pada kenyataannya, para siswa sering kali tidak mampu _______________ Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba Empat, 2007, h. 69-79 32  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku sebagaimana yang diharapkan, demikian ini dapat menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dan merupakan hambatan dalam mencapai hasil belajar. Peran sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah sangat diharapkan, memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah, banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan, seperti persoalan kurikulum yang tak kunjung mendapatkan titik temu, dorongan belajar dari orang tua yang sangat kritis, belum lagi kompetensi pedagogik guru yang masih dipertanyakan dan berbagai masalah yang di hadapi oleh pendidik berkenaan dengan keadaan siswa itu sendiri. Kenyataannya, ditemukan beberapa masalah pada siswa, yang mengalami hambatan belajar. Siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. Ada juga masalah siswa terkesan lamban dalam mengerjakan tugas, yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Atas kenyataan itu semua, semestinya sekolah dan terkhusus pendidik turut dituntut berperan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. PEMBAHASAN Guru harus mengenal dan memahami siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Siswa adalah individu yang unik, yang memiliki perbedaan, tidak ada siswa yang sama. Walaupun secara fisik mungkin sama, namun pasti ada hal-hal tertentu yang pasti berbeda, misalnya dari sudut minat, bakat, kemampuan bahkan gaya Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana, 2009, hal. 288-290 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  33  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Dengan demikian, tujuan dari guru mengenal murid-muridnya adalah agar guru dapat membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif. Selain itu guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan belajar yang dialami oleh murid, membantu murid dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial, mengatur disiplin kelas dengan baik, melayani perbedaan-perbedaan individual murid dan kegiatan-kegiatan guru lainnya yang berhubungan dengan individu murid. Diagnosis adalah penentuan jenis masalah atau kelainan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala yang tampak. Kesulitan dapat diartikan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Belajar didefinisikan sebagai tingkah laku yang diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan atau belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Banyak buku psikologi mendefinisikan tentang belajar. Namun, baik secara eksplisit maupun implicit terdapat kesamaan maknanya bahwa definisi konsep belajar manapun itu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman melihat pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa diagnosis kesulitan belajar adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menemukan kesulitan belajar, menetapkan jenis kesulitan, sifat kesulitan belajar, dan juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara _______________ M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2002, h. 84. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007, h. 157 34  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 menetapkan dan kemungkinan mengatasinya baik secara kuratif penyembuhan, maupun secara preventif pencegahan berdasarkan data dan informasi yang ada. 1. Tipologi Belajar Dalam buku psikologi belajar, Muhibbin Syah mengatakan dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu sama lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang di ragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. a. Belajar Abstrak Belajar abstrak merupakan belajar mengunakan cara-cara berfikir abstrak. bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Dalam mempelajari hal-hal yang abstrak diperlukan peranan akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, dan konsep, dan generalisasi. Termasuk dalam jenis ini misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid. b. Belajar Keterampilan Belajar keterampilan merupakan belajar dengan menggunakan gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot/ neuromuscular. bertujuan untuk memperoleh dan menguasi keterampilan jasmani. Dalam belajar jenis ini, latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebahgian materi pelajaran agama, seperti ibadah shalat dan haji. c. Belajar Sosial Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik pemecahannya. bertujuan untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah _______________ Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta Rajawali Pers, 2013, Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  35  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya pelajaran agama dan kewarganegaraan serta pelajaran lainnya yang menunjang pendidikan karakter yang akhir-akhir ini sedang Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah pada dasarnya merupakan mengguna metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, dan teliti. bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prisip-prinsip, dan generalisasi serta tilikan akal amat diperlukan. e. Belajar Rasional Belajar rasional merupakan belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional. bertujuan untuk memperoleh aneka ragam kecakapan mengunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis. Tidak ada perbedaan bidang studi yang digunakan sebagai sarana belajar rasional. f. Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, keteladanan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuan agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu kontekstual. Selain itu, arti tepat dan positif diatas ialah selaras dengan norma dan tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religus maupun tradisional dan kultural. Belajar kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam konteks pendidikan keluarga sebagai mana yang dimaksud oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 10 4 tahun 1989. Belajar kebiasaan juga _______________ Muhibbin Syah, Psikologi Belajar,…, 36  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 dapat diberlakukan untuk menopang pendidikan karakter seperti karakter amanah, disiplin, dan kerja keras yang belakangan ini sedang gencar dikampanyekan agar dilaksanakan di sekolah-sekolah. g. Belajar Apresiasi Belajar Apresiasi merupakan mempertimbangkan judgment arti penting atau nilai suatu objek. bertujuan agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa affecttive skills dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bidang-bidang studi yang dapat menungang tercapainya tujuan belajar apresiasi antara lain bahasa dan sastra, kerajinan tangan prakarya, kesenian, dan menggambar. Selain bidang-bidang studi ini, bidang studi agama juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pengembangkan apresiasi siswa, misalnya dalam hal seni baca tulis al-Qur’an. h. Belajar Pengetahuan Belajar Pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan mengguna alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan. 2. Kesulitan Belajar Kesulitan belajar adalah terjemah dari istilah bahasa inggris learning disability. Menurut terjemah tersebut sesungguhnya kurang tepat, karena learning artinya belajar, disability artinya ketidakmampuan. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang mana anak didik tidak belajar sebagaimana mestinya karena ada gangguan tertentu. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  37  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Istilah kesulitan belajar yang penulis maksudkan adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara maksimal disebabkan adanya hambatan, kendala atau gangguan dalam belajarnya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika kesulitan belajar terjadi tentu hambatan hadir dalam kegiatan belajar mata pelajaran sehingga berakibat hasil belajarnya rendah. Kegiatan belajar sangat berpengaruh oleh beberapa faktor yang saling berhubungan satu sama lainnya. Faktor tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu a. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi kegiatan belajar dapat diuraikan dalam dua aspek berikut 1 Aspek Fisiologis; Yaitu kondisi umum jasmani atau ketegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dalam mengikuti pelajaran. 2 Aspek Psikologis; Selain aspek fisiologis aspek psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, seperti kecerdasan, bakat, minat dan motivasi b. Faktor Eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar diantaranya lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang slalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, semangat dalam mengajar, misalnya rajin membaca dan rajin berdiskusi, dapat menjadi penyemangat bagi siswa dalam belajar, selanjutnya yang termasuk masyarakat dan juga teman-teman sepermainan disekitar siswa itu tinggal. Selanjutnya faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah gedung sekolah, letaknya rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar, dan _______________ Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta Rineka Cipta, 2002, 38  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 keadaan cuaca yang digunakan siswa. Faktor tersebut dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Untuk memperoleh berbagai informasi di atas, dapat menggunakan berbagai cara dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan kegiatan ini. Misalnya, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan fisik siswa, perlu bekerjasama dengan dokter atau klinik sekolah, untuk memperoleh data tentang kemampuan potensial siswa dapat bekerjasama dengan petugas bimbingan dan konseling konselor atau dengan psikolog, untuk mengetahui sikap dan kebiasaan belajar siswa dapat mengamatinya secara langsung di kelas, menggunakan skala sikap dan kebiasaan belajar, wawancara dengan wali kelas, dengan orang tua, dengan siswa itu sendiri, atau dengan teman-temannya, dan masih banyak cara yang dapat ditempuh. Karena belajar adalah kegiatan yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Oleh karena itu, belajar Al-Qur’an Hadits bagi setiap siswa tidak selamanya dapat berjalan lancar. Hal ini sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa itu sendiri baik ketika berada di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh seseorang jika mereka dapat belajar secara lancar dan tidak ada hal-hal yang mengganggu atau menghambatnya. Setiap sekolah dalam berbagai jenis dan jenjangnya memiliki siswa yang berkesulitan belajar,hanyayang membedakan pada sifat,jenis,dan faktor-faktor yang uraian tersebut bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. _______________ Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar,…, h. 229 Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  39  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 3. Pelaksanaan Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah Pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif itu diambil dari asumsi bahwa belajar pada dasarnya adalah proses yang aktif, dan orang yang berbeda, belajar dalam cara yang berbeda pula. Sementara menurut pembelajaran PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan uraian di atas, penulis berpendapat pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. Ada beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu1 memiliki pengaruh yang kuat pada pembelajaran si belajar, 2 strategi-strategi pengembangan pembelajaran aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir para pelajar daripada peningkatan penguasaan isi,3 melibatkan para pelajar dalam tugas-tugas berpikir tingkat lebih tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi, dan 4 berbagai gaya belajar dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan para pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar aktif. Sedangkan penggunaan pembelajaran aktif juga membawa beberapa keuntungan, yaitu 1 para pelajar yang aktif menggunakan pengetahuan utama mereka dalam membentuk pemahaman dari isi materi pembelajaran, 2 para pelajar yang aktif berfikir secara kritis dan menciptakan pengembangan mereka _______________ Soegeng Ysh., Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang Press, 2012, h. 4 40  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 sendiri, 3 para pelajar yang aktif terlibat secara kognitif, dan 4 para pelajar yang aktif menerapkan suatu strategi membaca dan belajar lingkup yang tersebut tidak dapat diperoleh jika masih terjadi kesulitan belajar pada siswa. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Diagnosis kesulitan belajar perlu dilakukan karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, dan latar belakang lingkungan masing-masing siswa. Ketiga, sistem pengajaran di sekolah seharusnya memberi kesempatan pada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya. Dan keempat, untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh siswa, hendaknya guru lebih intensif dalam menangani siswa dengan menambah pengetahuan, sikap yang terbuka dan mengasah keterampilan dalam mengindentifikasi kesulitan belajar siswa. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan. Tahapan tersebut meliputi 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara _______________ diakses tanggal 1 Juni 2016 Warkitri, dkk, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta Universitas Terbuka, 1998, h. 8. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  41  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. a. Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan. b. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. c. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik. d. Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar siswa. dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar siswa. Tes diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat dilakukan secara kelompok maupun individual. Sasaran utama tes diagnostik belajar adalah untuk menemukan kekeliruan-kekeliruan atau kesalahan konsep dan kesalahan proses yang terjadi dalam diri siswa ketika mempelajari suatu topik pelajaran tertentu. Identifikasi kesulitan siswa melalui tes diagnostik berupaya memperoleh informasi tentang profil siswa dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, pencapaian indikator, kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Sedangkan teknik diagnostik nontes seperti wawancara, angket, dan pengamatan dilakukan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa yang tidak dapat diidentifikasi melalui teknik tes. Informasi yang dapat diperoleh dari teknik nontes misalnya, untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya. PENUTUP 42  Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 Berdasarkan penjelasan diatas bahwa faktor yang melatarbelakangi penyebab timbulnya masalah pada siswa bersumber pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kondisi dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi kondisi sosial siswa seperti lingkungan, ekonomi keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Jika kesulitan belajar siswa tersebut dibiarkan, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, siswa memerlukan bantuan, baik dalam mencerna bahan pengajaran maupun dalam mengatasi hambatan-hambatan lain. Kesulitan belajar siswa harus dapat diketahui dan dapat diatasi sedini mungkin, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai dengan baik. Maka perlu dilakukan diagnosis dari pelaksanaan diagnosis ini membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar harus ditempuh beberapa tahapan kegiatan seperti 1 Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar; 2 Melokalisasikan kesulitan belajar; 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar; 4 Memperkirakan alternatif bantuan; 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya; dan 6 Tindak lanjut. Diagnosis kesulitan belajar dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik yang dapat digunakan guru untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain tes prasyarat prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan, tes diagnostik, wawancara dan pengamatan. Identifikasi kesulitan siswa melalui tahapan diatas diantaranya berupaya memperoleh informasi tentang profil siswa dalam materi pokok, pengetahuan dasar yang telah dimiliki siswa, pencapaian indikator, kesalahan yang biasa dilakukan siswa, dan kemampuan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman kalimat. Dan informasi untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa, kelemahan fisik, kelemahan emosional, keadaan keluarga, cara guru mengajar, dan sebagainya. Ismail Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa...  43  Jurnal Edukasi Vol 2, Nomor 1, Januari 2016 REFERENSI Abin Syamsuddin Makmun, 2007, Psikologi Kependidikan Perangkat Pengajaran Modul, Bandung Remaja Rosdakarya. Arthur S. Rober dan Emily 2010, Kamus Psikologi, Yogyakarta Pustaka Belajar. Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. M. Ngalim Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah, 2013, Psikologi Belajar, Jakarta Rajawali Pers. M. Dajyono, 2007, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rineka Cepta. Robbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba Empat. Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta Rineka Cipta. Soegeng Ysh., 2012, Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang Press. Tim Penyusun, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. Warkitri, dkk, 1998, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar, Jakarta Universitas Terbuka. Wina Sanjaya, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana. Yandianto, 2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung M2W. ... Terkait dengan diagnostik kesulitan belajar dan perilaku bermasalah siswa dalam pembelajaran PAK maka penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu untuk membanding temuan-temuan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan. Dalam penelitian Ismail tentang diagnostik tentang kesulitan belajar siswa, Ismail, 2016 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan belajar siswa harus segera diidentifikasi dan diatasi pada beberapa tahapan, yaitu a menetapkan siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar bmenentukan kesulitan belajar c menentukan hal apa saja yang menyebabkan kesulitan belajar. d menentukan cara untuk mengatasi kesulitan belajar e pelaksanaan atau Tindakan untuk mengatasinya f memenatau perkembangan atau perubahan. ...... Ismail mengatakan kesilutan belajar siswa merupakan gangguan yang dapat bermanifestasi sebagai kesulitan dalam mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung. Keterbatasan ini termasuk kondisi seperti gangguan persepsi, kerusakan otak, disleksia dan afasia perkembangan Ismail, 2016. Sependapat dengan ini, Zamsir mengatakan untuk ketidakmampuan belajar adalah kesenjangan antara keberhasilan akademik yang diharapkan dan keberhasilan akademik yang dicapai. ...... Artinya, kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sebagai keadaan dimana siswa tidak dapat belajar dengan baik, karena adanya ancaman, hambatan atau gangguan belajar Angranti, 2016 faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab dalam kesulitan belajar. Menurut Ismail, 2016 kesulitan siswa dalam belajar dapat ditantandai dengan kemalasan, mudah putus asa, sikap acuh tak acuh dan sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. ...Solmeriana SinagaFredik Melkias Boiliu Yunardi Kristian ZegaRini Sumanti SapalakkaiThis research aims to analyze students' learning difficulties and problematic behaviors in learning Christian religious education in schools. Student learning difficulties and problematic behavior in learning are causative factors that hinder the teaching and learning process so that it does not achieve predetermined goals. Therefore, teachers of Christian religious education must diagnose students to identify any problems experienced in them. This will help teachers so that the teaching and learning process is adjusted to existing situations and conditions or needs. For this reason, the research uses descriptive qualitative methods using secondary data, namely data collection referring to scientific articles and books related to this discussion. The results in this research will analyze the factors causing students' learning difficulties and problematic behavior in learning Christian religious education. In addition, the role of Christian religious education teachers in dealing with student learning difficulties and problematic behaviors in Christian religious learning difficulties; Christian religious education; problematic behavior AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen di sekolah. Kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam belajar merupakan faktor penyebab yang menghambat proses belajar mengajar sehingga tidak mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, guru pendidikan agama Kristen harus mendiagnosis siswa untuk mengidentifikasi setiap permasalah yang dialami dalam dirinya. Hal ini akan menolong guru sehingga dalam proses belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau kebutuhan yang ada. Untuk itu, penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan data sekunder yakni pengambilan data merujuk pada artikel-artikel ilmiah dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan ini. Hasil dalam penelitian ini akan menganalisis faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam belajar pendidikan agama Kristen. Selain itu, peran guru pendidikan agama Kristen dalam menghadapi kesulitan belajar siswa dan perilaku bermasalah dalam pendidikan agama Kunci kesulitan belajar; pendidikan agama kristen; perilaku bermasalah... The difficulty in learning mathematics is because students are not enthusiastic about participating in distance learning in mathematics subjects and prefer to do direct learning. Learning difficulties are also a condition that causes students to not be able to learn properly due to certain disorders Darimi, 2016. Students' learning difficulties in understanding concepts, principles, and skills experience obstacles or obstacles both from within internally and from outside externally Teli Latifah, 2021. ... Budi MurtiyasaAlmas Husna Nurul LathifahSome students feel that mathematics is less fun because the students lack basic knowledge of mathematics which leads to a lack of confidence in learning. Especially during the COVID-19 outbreak, distance learning was needed, including mathematics, and many students had difficulties in learning. Learning difficulties that arise during distance learning can interfere with the subsequent learning process and have a significant impact on the students' academic performance in mathematics. This study aims to determine the students' mathematics learning difficulties in distance learning at Junior High School 13 Surakarta. The method used in this research is descriptive qualitative. Qualitative descriptive research aims to describe student learning difficulties during the pandemic with the distance learning system. The subjects of this study were students of eighth grade of Junior High School 13 Surakarta. Data collection techniques used are interviews and observation. The interview method used was a guided free interview which was then analyzed using an interactive model. Based on the results of the analysis of student learning difficulties in distance learning mathematics caused by several factors, namely internal and external factors. Internal factors, namely those that come from within the student, include the lack of interest and motivation of students to take part in online mathematics learning. While external factors are factors that come from within students, including difficulties in understanding the material provided by the teacher rather than in detail, unstable internet network, student learning environment that does not support learning, motivation, and encouragement from parents or closest family.... During the learning process, teachers can adopt an active learning model to prompt students' learning enthusiasts and comprehension, which later enhances their interaction. Active learning also supports students' active learning participation through teacher-student interaction and peer interaction Darimi, 2016. However, online learning requires an extensive Internet network to provide learning material and maintain a student-teacher relationship Dabbagh & Bannan-Ritland, 2005. ...The transformation into online learning during Covid 19 pandemic induces culture shock for students, teachers, and parents. Consequently, students present less participation in online learning. One of the stakeholders capable of improving students’ learning engagement is the school counselor. This study aims to examine secondary school students’ learning involved in the guidance and counseling online program. In this study, we employed a descriptive-quantitative research method, then collected data using a survey method and questionnaire. As many as 293 secondary school students from Java, Indonesia, participated in this study. Further, the obtained data were analyzed using SmartPLS 3. Our analysis results suggested the presence of positive and significant effects of 1 family support on students’ learning engagement; 2 information self-efficacy and communication technology on students’ learning engagement; 3 ICT self-efficacy to students’ interaction with the learning material; 4 school support to students learning engagement; 5 students learning motivation to their learning engagement; 6 students interaction with learning material to their learning engagement; and 7 teachers’ performance to students interaction with the learning material. Meanwhile, teachers’ performance during online learning was observed to have no significant and positive impact on students’ learning engagement. Abstrak Perubahan bentuk belajar menjadi online selama pandemi Covid-19 menyebabkan shock culture bagi siswa, guru dan orang tua. Dalam pelaksanaan proses belajar secara online, keterlibatan siswa masih kurang, dan perlu dioptimalkan. Salah satu pihak yang dapat memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah konselor sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan siswa selama pembelajaran online oleh konselor sekolah. Ruang lingkup penelitian adalah siswa sekolah menengah. Metode penelitian ini adalah deskriptif-kuantitatif dengan survei. Sampel penelitian ini sebanyak 293 siswa di Pulau Jawa, Indonesia. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukkan 1 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan keluarga terhadap keterlibatan siswa, 2 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri information and communication technology ICT terhadap keterlibatan siswa, 3 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara efikasi diri ICT terhadap interaksi materi-siswa, 4 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan sekolah terhadap keterlibatan siswa, 5 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi siswa terhadap keterlibatan siswa, 6 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi materi-siswa terhadap keterlibatan siswa, 7 tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran online, 8 terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kinerja guru terhadap interaksi materi siswa.... The learning system that tends to be the same has always been applied by teachers to their students so far, with the emphasis that learning is always teacher-centered when delivering material, students are not allowed to ask questions and only listen Fedi, Gunsi, Ramda, & Gunur, 2019. This actually makes students lazy to ask questions and do not pay attention to the material presented, there is no active communication between students and teachers and students seem unable to work well with friends Darimi, 2016. ...Novita AnggraeniThis study aims to describe the application of student-centered learning to improve the quality of education. The results of this study show how the application of student-centered learning has an increase in improving the quality of education, namely 1 one of factors that can improve the quality of education that must be done is "the children as the center" is excavated so that the school can install the power in the student; 2 the learning process is to built through a continuous question and answer process to improve students' thinking skills so as to obtain knowledge that is constructed by themselves; 3 educational institutions that manage effectively and efficiently will have a positive impact in achieving effective and efficient learning as well, which ultimately results in institutions and develops superior ones. The student-centered learning process can support the expected competencies.... Nilai dan prestasi yang kurang ini sebagai salah satu pertanda adanya kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Ismail 2016 menegaskan bahwa setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengembangkan potensi diri. Ada peserta didik yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit peserta didik mengalami banyak kesulitan. ...M H RahmadiAli MaS Ma'sum Effendi Ahmad Qurtubi SahidPsikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi. Barlow 1985 mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.... Academically, it has two parts of objectives non-cognitive and cognitive Rosnawati, 2021. Diagnosing learning difficulties can be done by identifying children with difficulties, localizing the difficulty level, determining the causative factors, choosing alternative assistance, determining how to overcome them, and designing a followup program Darimi, 2016. ... I Wayan KartaNi Wayan RasminiAssessment of children's literacy development needs to be supported by STEAM learning assessments. This study aims to analyze the application of the STEAM learning assessment in the development of early childhood literacy. This study uses an ex-post facto approach with a quantitative descriptive method of implementing STEAM learning with authentic assessment techniques. The data collection instrument was observation with a scale of 4 structured, content valid oriented; anecdote notes to record specific behaviors, and portfolios to obtain data on children's performance, knowledge, and creative skills, with three main aspects structure, content, and holistic. Observation of learning, anecdotal notes, and analysis of work results was carried out on 20 children in group B. The data obtained was described in 5 aspects of literacy science, technology, engineering, art, and mathematics. Literacy development is described in ordinal data and analyzed descriptively using percentage techniques. The results showed that all children developed completely regarding technological and mathematical literacy. On average, they developed very well; 90% of children developed completely in the scientific aspect, with an average development according to expectations; 60% of children developed completely in engineering literacy and 50% in artistic literacy, with an average development as expected. This research implies that the STEAM learning assessment can assist in developing early childhood GhonimahSiswantoMotivasi belajar adalah suatu usaha atau daya penggerak dalam diri santri yang nantinya akan menentukan santri ke arah yang lebih baik dalam kegiatanbelajar dan mencapai tujuannya. Untuk membantu santri agar mempunyai motivasi belajar, serta proses belajar bisa berjalan dengan baik. salah satu layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling yaitu konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang memanfaatkan dinamika kelompok dan melalui beberapa tahapan untuk membantu memberi umpan balik, pengalaman belajar dan mencapai tujuan dari konseling kelompok tersebut. Salah satu teknik yang digunakan dalam konseling kelompok adalah teknik behavioral merupakan suatu teknik yang berlandaskan teori tentang belajar dalam usaha melakukan pengubahan tingkah laku yang dapat membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan dari deskripsi di atas dapat ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu 1 Bagaimana pelaksanaan konseling kelompok teknik behavioral terhadapa motivasi belajar santri Asrama Al-Hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat Tahun Pelajaran 2020-2021. 2 Apa pengaruh konseling kelompok teknik behavioral terhadap motivasi belajar santri asrama al-hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat Tahun Pelajaran 2020-2021. Penelitian ini menggunakan kuantitatif eksperimen quasi experimental desain, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri Asrama Al-Hidayah yang berjumah 109 santri. Sampel dalam penelitian ini adalah 8 santri sebagai kelompok eksperimen dan 8 santri sebagai kelompok penelitian ini menunjukkan bahwa 1 pelaksanaan konseling kelompok teknik behavioral terhadap santri Asrama Al-Hidayah dilakukan selama 3 kali pertemuan dengan waktu yang ditetapkan 45 menit setiap pertemuan 2 ada pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar santri Asrama Al-Hidayah antara sebelum dan setelah mendapatkan konseling kelompok teknik behavioral. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji mann-whitney u test Asymp. Sig. 2-tailed 0,004 < menunjukkan bahwa konseling kelompok teknik behavioral berpengaruh terhadap motivasi belajar santri asrama al-hidayah Pondok Pesantren Sunan Drajat. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha Imam AbdilahAhmad TafsirAhmad SukandarChanges in interaction patterns due to the COVID-19 pandemic have had an impact on the world of education, as of March 17, 2020, the Indonesian government is still setting online learning from home. This online learning reaps new problems that have never been experienced by students at school. The facts on the ground show that some students have difficulty understanding the subject matter given online. Therefore, researchers are interested in researching further and analyzing the difficulties of online learning during the COVID-19 pandemic, especially in PAI subjects. This research is located in SMA Negeri 5 Cimahi with the objectives 1 to find out the implementation of online learning in PAI subjects 2 To find out the difficulties of online learning in PAI subjects. 3 To find out the handling of online learning difficulties in PAI subjects. This research was conducted using a qualitative approach. The data obtained using observation, interview and documentation techniques. Data and facts found in the field from sources are then analyzed by reducing data, presenting data and drawing conclusions. Then the validity is tested by testing credibility, dependability and on the results of the research 1 The implementation of online learning in PAI subjects is carried out with an online learning system on the network or PJJ distance learning. The learning media used by PAI teachers are electronic devices such as smartphones, laptops, or PCs, which are connected via the internet. 2 The learning difficulties experienced by students when participating in online learning on PAI subjects are basically a matter of the weak ability of students to process subject matter presented by PAI teachers, this lack of understanding results in feelings of boredom, laziness and lack of interest in PAI learning. 3 Handling of online learning difficulties is carried out by PAI teachers by preparing simple and attractive lesson plans, ensuring learning tools can be used properly, paying attention, supervising, and always motivating students while learning era merdeka belajar saat ini adanya pembelajaran yang berdiferensiasi sangat dibutuhkan. Pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan adanya perancangan sebuah desain pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP masih ditemukan permasalahan pada kegiatan menulis kreatif teks cerita fantasi, di antaranya 1 kurangnya ide dan gagasan dalam menentukan cerita fantasi, 2 peserta didik merasa bahwa menulis merupakan kegiatan yang tidak menarik dan membosankan, dan 3 minimnya daya imajinasi peserta didik dalam menentukan keunikan tokoh. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini akan membahas tentang perancangan sebuah inovasi desain pembelajaran. Inovasi tersebut dirancang dalam materi menulis kreatif cerita fantasi berbasis digital agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perancangan desain pembelajaran tersebut diintegrasikan dengan media Plotagon, untuk melatih peserta didik menulis kreatif cerita fantasi secara digital. Perancangan desain pembelajaran ini menggunakan model ASSURE. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan desain pembelajaran menulis kreatif cerita fantasi digital yakni karakteristik peserta didik, tujuan pembelajaran pada kurikulum merdeka, metode, media, dan materi, keaktifan kelas, dan evaluasi desain pembelajaran. Peranan media khususnya Plotagon penting dalam menumbuhkan jiwa kreativitas peserta didik membuat cerita fantasi berbasis AfrizalYusmaniarKegiatan pengabdian pada masyarakat P2M ini telah dilaksanakan untuk guru-guru SMA yang tergabung dalam MGMP Kimia Jakarta Timur 1, DKI Jakarta pada tanggal 1 september 2022 di SMAN 61 Jakarta. Program pelatihan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Pada tahap pendahuluan, dilakukan analisis kebutuhan berupa pengumpulan data mengenai perlunya mengembangkan bahan ajar kinetika kimia dan termokimia selama pandemi COVD-19 bagi guru-guru SMA di Wilayah Jakarta Timur DKI Jakarta. Tahap kedua, tahap Pelaksanaan, dimana program pelatihan dilaksanakan secara hybrid yaitu berupa online dan offline training menggunakan metode ceramah, tanya jawab, simulasi, penugasan, dan pengamatan terhadap keterampilan peserta pelatihan. Pada tahap ketiga atau disebut tahap evaluasi. Evaluasi program pelatihan dilakukan secara menyeluruh terhadap unsur materi, pelatih, dan peserta pelatihan. Luaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran guru-guru SMA dalam menyampaikan materi bahan ajr kinetika kimia dan termokimia kepada peserta didik. Selain itu juga terlihat ada beberapa guru yang secara inovatif memanfaatkan teknologi sebagai bahan pembelajaran di sekolah untuk peserta S Rober DanEmily S RoberArthur S. Rober dan Emily 2010, Kamus Psikologi, Yogyakarta Pustaka P RobbinsRobbins, Stephen P, 2007, Perilaku Organisasi Buku I, Jakarta Salemba YshSoegeng Ysh., 2012, Pengembangan Sistem Pembelajaran, Semarang, IKIP PGRI Semarang dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; KencanaWina SanjayaWina Sanjaya, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik pengembangan KTSP, Jakarta; Kencana.

KetikaAnda berhasil mengetahui akar masalah dari kesulitan mereka dalam memahami materi pelajaran, baru Anda dapat mencari cara mengatasinya. Di bawah ini merupakan faktor-faktor pemicu yang umum dari situasi demikian : 1. Beban Belajar Terlalu Berat Untuk Anak Seusianya
- Meski telah berusaha keras, banyak anak-anak merasa sulit menerima pelajaran di sekolah sehingga mempengaruhi nilai akademis mereka. Hal tersebut bisa menjadi tanda bahwa sang buah hati mengalami learning disorder atau gangguan belajar membuat seorang anak mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang pembelajaran. Baca juga 5 Ciri Anak Mengalami Gangguan Belajar Gangguan belajar bukan berarti tanda bahwa anak tersebut bodoh atau malas penasihat pendidikan Monica Mandell, gangguan belajar adalah gangguan proses psikologis yang terlibat dalam pembelajaran. “Ini dapat memengaruhi cara seseorang belajar cara membaca, menulis, melakukan matematika, atau proses belajar lainnya,” ucap dia, dilansir dari Healthline. Jenis gangguan belajar Menurut psikolog anak Jessica Myszak, ada tiga jenis gangguan belajar yang kerap terjadi pada anak-anak. Gangguan tersebut antara lain 1. Disleksia Gangguan ini membuat anak kesulitan dalam membaca kata-kata secara akurat. 2. Disgrafia
B56s.
  • ytc07qo2lx.pages.dev/78
  • ytc07qo2lx.pages.dev/306
  • ytc07qo2lx.pages.dev/64
  • ytc07qo2lx.pages.dev/28
  • ytc07qo2lx.pages.dev/34
  • ytc07qo2lx.pages.dev/206
  • ytc07qo2lx.pages.dev/131
  • ytc07qo2lx.pages.dev/354
  • ytc07qo2lx.pages.dev/184
  • faktor penyebab kesulitan belajar dan cara mengatasinya